Kamis, 28 Maret 2013

Coklat, Makanan Lezat Kaya Manfaat




Tidak suka makan cokelat? Mungkin Anda harus berpikir ulang dan mulai gemar makanan berwarna coklat nan lezat dan manis ini. Karena, ternyata cokelat memiliki segudang manfaat  bagi kesehatan.

COKELAT adalah nama yang diberikan untuk hasil olahan makanan atau minuman yang berasal dari biji kakao (Theobroma cacao). Sejak jaman dahulu, penduduk di benua Amerika kuno sudah mengkonsumsi coklat sebagai minuman.

Saat itu coklat merupakan barang berharga. Coklat sering digunakan sebagai alat barter pengganti uang. Coklat juga sering digunakan dalam upacara keagamaan.  Kata coklat berasal dari bahasa suku Aztec yaitu “xocoatl”  yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka.

Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts, Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang.

Suatu studi epidemiologis telah dilakukan pada mahasiswa Universitas Harvard yang terdaftar antara tahun 1916-1950. Dengan menggunakan food frequency questionnaire berhasil dikumpulkan informasi tentang kebiasaan makan permen atau coklat pada mahasiswa Universitas Harvard.

Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan ditemukan, mereka yang suka makan permen/coklat umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan.

Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada anggur merah, yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker.

Selama ini ada pandangan bahwa permen coklat menyebabkan caries pada gigi dan mungkin juga bertanggungjawab terhadap munculnya masalah kegemukan. Tak dapat disangkal lagi bahwa kegemukan adalah salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Tetapi studi di Universitas Harvard ini menunjukkan, jika kita mengimbangi konsumsi permen coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka dampak negatip permen coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi, namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.

Di Amerika Serikat konsumsi coklat hanya memberikan kontribusi 1% terhadap intake lemak total sebagaimana dinyatakan oleh National Food Consumption Survey (1987-1998). Jumlah ini relatif sedikit bila dibandingkan dengan kontribusi daging (30%), serealia (22%), dan susu (20%).

Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian besar tersusun dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Tetapi lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol.
Tapi untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya membatasi memakan cokelat hanya satu batang saja per hari dan mebatasi mengkonsumsi suplement atau makanan lainnya yang mengandung catechin seperti apple dan teh.

Sering timbul pertanyaan seberapa banyak kita boleh mengkonsusmi coklat? Tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini. Tapi makan coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari, kiranya masih dapat diterima.

Selain itu, makan coklat juga tidak akan menimbulkan kecanduan. Tetapi bagi sebagian orang, rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving, yang berkaitan langsung dengan dampak coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) seseorang.

Rindu coklat bisa karena aromanya, teksturnya, manis-pahitnya dan sebagainya. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine, suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak, yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. 

Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamine juga dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta (hati berbunga-bunga).

Cokelat juga mengandung katekin, antioksidan yang berfungsi mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga dijumpai pada teh, meski jumlahnya tidak setinggi pada cokelat. Selain itu, cokelat juga mengandung theobromine dan kafein. 


Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar